Obat ResepProduk ini hanya dapat dibeli melalui Chat Dokter berdasarkan gejala Anda.
Deskripsi
Vapril Tablet adalah obat keras atau obat resep yang mengandung captopril 25 mg.. Beli obat online di Toko SehatQ - Pasti asli!
Nikmati promo GRATIS Ongkir ke seluruh Indonesia. Temukan kode promonya di https://toko.sehatq.com/voucher
Vapril Tablet 25 mg (10 Strip @ 10 Tablet)
Golongan Obat
Obat Keras
Informasi Tambahan
obat resep
Kandungan Utama
Captopril
Kelas Terapi
Antihipertensi
Klasifikasi
ACE Inhibitor
Informasi Zat Aktif
Captopril bekerja dengan memblokir enzim pengubah angiotensin. Pemblokiran ini dapat memperlebar pembuluh darah dan membantu mengurangi jumlah air yang dimasukkan kembali ke dalam darah oleh ginjal.
Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, captopril diketahui memiliki status:
Absorpsi: Diserap cepat dari saluran pencernaan, yaitu sekitar 60-75%. Konsentrasi serum dapat menurun dengan adanya makanan. Kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah sekitar 60-75%. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma sekitar 1-2 jam.
Distribusi: Melintasi plasenta dan memasuki ASI dalam jumlah kecil.
Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
Ekskresi: Melalui urine sebanyak 90% ke atas; 40-50% sebagai obat tidak berubah. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat selama 2-3 jam.
Indikasi (manfaat)
Menurunkan tekanan darah tinggi
Mencegah stroke dan serangan jantung
Mengobati penyakit gagal jantung kongestif
Mengatasi masalah ginjal yang disebabkan diabetes melitus
Captopril adalah obat golongan penghambat angiotensin. Obat ini akan memperlambat aktivitas enzim ACE (angiotensin-converting enzyme) untuk menurunkan produksi angiotensin II, yaitu hormon yang menyebabkan otot-otot di sekitar pembuluh darah berkontraksi, sehingga mempersempit pembuluh darah.
Dengan menurunkan produksi angiotensin II, pembuluh darah akan membesar atau melebar, sehingga tekanan darah pun berkurang.
Komposisi
Captopril 25 mg.
Dosis
Hipertensi:
Dosis awal: 12,5 mg sebanyak 2 kali/hari.
Dosis maksimal: 50 mg sebanyak 3 kali/hari.
Gagal jantung:
Dosis awal: 6,25-12,5 mg sebanyak 2-3 kali/hari.
Dosis maksimal: 50 mg 3 sebanyak 3 kali/hari.
Serangan jantung:
Dosis awal: dimulai 3-16 hari setelah serangan jantung dengan dosis 6,25 mg/hari, diikuti dengan 12,5 mg sebanyak 3 kali/hari selama 2 hari, kemudian dosis ditingkatkan menjadi 25 mg sebanyak 3 kali/hari.
Nefropati diabetik (komplikasi pada ginjal akibat diabetes):
Dosis awal: 75-100 mg/hari dikonsumsi dalam dosis terbagi (untuk diabetes mellitus tipe 1).
Aturan pakai
Dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan atau anjuran dokter.
Perlu Resep
Ya
Efek Samping
Sakit perut. Konsumsi makanan sederhana dan hindari makanan kaya rasa atau pedas. Jika efek samping ini bertambah parah atau tidak kunjung hilang, segera hubungi dokter.
Diare atau muntah. Minumlah banyak air untuk mencegah terjadinya dehidras yang ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine, serta urine berwarna gelap dan berbau menyengat.
Sakit kepala. Pastikan Anda istirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Hubungi dokter jika efek samping ini berlangsung lebih dari seminggu atau bertambah parah.
Mual. Cobalah untuk mengonsumsi obat ini dengan makanan atau setelah makan untuk mengurangi rasa mual.
Kesulitan buang air besar (sembelit). Usahakan untuk mengonsumsi makanan kaya sehat dan minum beberapa gelas air setiap hari. Konsumsi makanan yang mengandung serat, seperti sayuran, buah segar, dan sereal.
Mulut kering. Cobalah mengonsumsi permen karet atau manisan bebas gula.
Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
Penurunan jumlah neutrofil dalam darah (neutropenia).
Terdapatnya protein pada urine (proteinuria).
Kehilangan nafsu makan (anoreksia).
Ruam pada kulit.
Gangguan pengecapan.
Kegagalan sumsum tulang membentuk granulosit (agranulositosis).
Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia).
Penurunan tekanan darah (hipotensi).
Pembengkakan pada kulit akibat penumpukan cairan pada jaringan.
Lelah.
Batuk.
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat kering dan sejuk pada suhu di bawah 30 °C. Jauhkan dari cahaya matahari langsung.
Perhatian Khusus
Pasien penderita sindrom Marfan, yaitu penyakit gangguan pada jaringan ikat yang terjadi akibat kelainan genetik.
Pasien yang pernah menjalani tranplantasi organ.
Pasien penderita penyakit autoimun atau lupus.
Pasien penderita gangguan ginjal.
Ibu menyusui.
Pasien penderita artritis reumatoid, yaitu peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri.
Pasien penderita penyakit ginjal atau pasien yang sedang menjalani cuci darah.
Pasien penderita penyakit hati.
Pasien penderita sindrom Sjogre atau kelainan genetik dengan gejala mulut dan mata kering.
Pasien penderita skleroderma, yaitu penyakit autoimun yang menyerang jaringan ikat, sehingga membuat jaringan tersebut menebal dan mengeras.
Kategori Kehamilan
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di saat obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.
Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)
Pasien yang memiliki alergi dengan captopril atau obat ACE inhibitor lainnya.
Wanita hamil.
Pasien penderita penyakit kencing manis yang mengonsumsi aliskiren.
Interaksi (jangan digunakan bersamaan dengan)
Aliskiren Aliskiren dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.
Probenesid. Probenesid dapat menurunkan pembersihan ginjal.
Obat untuk gagal jantung (agen simpatomimetik). Agen simpatomimetik dapat menurunkan tekanan darah, sehingga menyebabkan risiko hipotensi atau penurunan tekanan darah menjadi sangat rendah.
Lithium. Captopril dapat meningkatkan kadar lithium dan risiko efek samping, seperti pandangan kabur.
Obat penyakit kencing manis (antidiabetik) oral, seperti sulfonilurea. Captopril dapat meningkatkan efektivitas obat di atas dalam menurunkan kadar gula darah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kadar gula darah menjadi sangat rendah (hipoglikemia).
Prokainamid dan obat penekan sistem imun (imunosupresan). Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan risiko penurunan jumlah sel darah putih dalam tubuh (leukopenia).
Diuretik tiazid atau loop, kecuali furosemide dan hidroklortiazid. Penggunaan bersama obat di atas dapat mengakibatkan hipotensi atau tekanan darah rendah.
Amilorid, spironolakton, dan triamteren. Obat di atas dapat meningkatkan kadar kalium dalam tubuh dan menyebabkan hiperkalemia.
Agen penghambat adrenergik dan NSAID, seperti indometasin dan ibuprofen. Obat di atas dapat menurunkan tekanan darah hingga di bawah batas normal (hipotensi).
Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?
Masih dekat dengan jadwal sebelumnya. Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
Sudah mendekati jadwal berikutnya. Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
Jangan menggandakan dosis yang terlewat. Jangan mengonsumsi total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
Sering lupa mengonsumsi obat. Jika sering lupa mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.
Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?
Hubungi dokter jika Anda mengalami:
Perasaan pusing seperti akan pingsan.
Penurunan frekuensi dan jumlah urine.
Peningkatan kadar kalium dalam darah dengan gejala, seperti mual, detak jantung lambat atau tidak biasa, kelemahan mendadak atau perasaan sakit, demam, menggigil, sakit tenggorokan, nyeri mulut atau saat menelan, luka kulit, serta gejala pilek atau flu.
Nyeri atau tekanan pada dada atau jantung berdebar-debar.
Sesak napas (bahkan dengan aktivitas ringan), pembengkakan, dan penambahan berat badan yang cepat.
Belum Ada UlasanJadilah yang pertama untuk mengulas produk ini.
Produk Terkait
FAQ
Menurunkan tekanan darah tinggi
Mencegah stroke dan serangan jantung
Mengobati penyakit gagal jantung kongestif
Mengatasi masalah ginjal yang disebabkan diabetes melitus
Captopril adalah obat golongan penghambat angiotensin. Obat ini akan memperlambat aktivitas enzim ACE (angiotensin-converting enzyme) untuk menurunkan produksi angiotensin II, yaitu hormon yang menyebabkan otot-otot di sekitar pembuluh darah berkontraksi, sehingga mempersempit pembuluh darah.
Dengan menurunkan produksi angiotensin II, pembuluh darah akan membesar atau melebar, sehingga tekanan darah pun berkurang.
Hipertensi:
Dosis awal: 12,5 mg sebanyak 2 kali/hari.
Dosis maksimal: 50 mg sebanyak 3 kali/hari.
Gagal jantung:
Dosis awal: 6,25-12,5 mg sebanyak 2-3 kali/hari.
Dosis maksimal: 50 mg 3 sebanyak 3 kali/hari.
Serangan jantung:
Dosis awal: dimulai 3-16 hari setelah serangan jantung dengan dosis 6,25 mg/hari, diikuti dengan 12,5 mg sebanyak 3 kali/hari selama 2 hari, kemudian dosis ditingkatkan menjadi 25 mg sebanyak 3 kali/hari.
Nefropati diabetik (komplikasi pada ginjal akibat diabetes):
Dosis awal: 75-100 mg/hari dikonsumsi dalam dosis terbagi (untuk diabetes mellitus tipe 1).
Dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan atau anjuran dokter.
Sakit perut.Konsumsi makanan sederhana dan hindari makanan kaya rasa atau pedas. Jika efek samping ini bertambah parah atau tidak kunjung hilang, segera hubungi dokter.
Diare atau muntah.Minumlah banyak air untuk mencegah terjadinya dehidras yang ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine, serta urine berwarna gelap dan berbau menyengat.
Sakit kepala.Pastikan Anda istirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Hubungi dokter jika efek samping ini berlangsung lebih dari seminggu atau bertambah parah.
Mual.Cobalah untuk mengonsumsi obat ini dengan makanan atau setelah makan untuk mengurangi rasa mual.
Kesulitan buang air besar (sembelit).Usahakan untuk mengonsumsi makanan kaya sehat dan minum beberapa gelas air setiap hari. Konsumsi makanan yang mengandung serat, seperti sayuran, buah segar, dan sereal.
Mulut kering.Cobalah mengonsumsi permen karet atau manisan bebas gula.
Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
Penurunan jumlah neutrofil dalam darah (neutropenia).
Terdapatnya protein pada urine (proteinuria).
Kehilangan nafsu makan (anoreksia).
Ruam pada kulit.
Gangguan pengecapan.
Kegagalan sumsum tulang membentuk granulosit (agranulositosis).
Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia).
Penurunan tekanan darah (hipotensi).
Pembengkakan pada kulit akibat penumpukan cairan pada jaringan.
Lelah.
Batuk.