Terasma tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati masalah pernapasan, misalnya bronkitis, yaitu penyempitan saluran udara (bronkospasme) yang disebabkan peradangan saluran pernapasan, dan asma bronkial. Bronkospasme dapat menyebabkan suara saat bernapas (mengi), batuk, dan sesak napas.
Terasma tablet mengandung zat aktif terbutaline sulphate. Zat aktif ini berasal dari hormon epinefrin, yaitu hormon yang dilepaskan saat seseorang stres. Selain mengobati asma dan bronkitis, terbutaline juga digunakan untuk mengatasi kerusakan kantong udara atau emfisema.
Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter.
Informasi zat aktif :
Terbutalin bekerja langsung pada reseptor adrenergik beta 2 di otot yang mengelilingi saluran udara untuk mengendurkan otot polos saluran pernapasan dan mencegah penyempitan saluran pernapasan. Dengan begitu, pernapasan akan lebih mudah.
Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, terbutaline diketahui memiliki status:
- Absorpsi: Diabsorpsi secara bervariasi dari saluran cerna dan diabsorpsi dari saluran udara kurang dari 10%. Kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah sekitar 14-15%. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma sekitar 1-4 jam.
- Distribusi: Melewati plasenta dan memasuki ASI.
- Metabolisme: Menjalani metabolisme lintas pertama melalui proses perubahan senyawa tidak toksik dan mudah larut agar mudah diekskresi (konjugasi) oleh sulfat dan glukoronida di hati dan dinding usus.
- Ekskresi: Diekskresi melalui urine. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) adalah 16-20 jam.
Kategori kehamilan dan menyusui :
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Terasma tablet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.
Interaksi obat :
- Furosemide
Menggunakan furosemide bersama terbutalin dapat meningkatkan risiko penurunan kadar kalium (hipokalemia). Pada kasus yang parah, hipokalemia dapat menyebabkan kelemahan otot, kelumpuhan, kesulitan bernapas dan menelan akibat kelumpuhan otot, dan irama jantung tidak teratur. - Prometazin, oksitosin, ondansetron
Menggunakan terbutaline bersama obat tersebut dapat meningkatkan risiko irama jantung tidak teratur yang mungkin serius dan berpotensi mengancam jiwa, meski efek samping ini jarang terjadi. - Epinefrin dan formoterol
Menggunakan terbutaline bersama obat tersebut dapat meningkatkan efek samping kardiovaskular, seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah atau irama jantung tidak teratur. - Difilin
Menggunakan difilin bersama terbutaline dapat meningkatkan efek samping kardiovaskular, seperti jantung berdebar-debar, serta peningkatan denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah. Menggabungkan obat-obatan ini juga dapat meningkatkan risiko penurunan kadar kalium (hipokalemia). - Propanolol
Menggunakan propranolol bersama terbutalin dapat mengurangi manfaat kedua obat tersebut karena memiliki efek berlawanan dalam tubuh. Selain itu, propranolol terkadang dapat menyebabkan penyempitan saluran udara yang dapat memperburuk masalah pernapasan atau memicu serangan asma parah.
Apa yang harus dilakukan jika dosis terlewat :
- Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
Jika masih dekat dengan jadwal sebelumnya, segera gunakan obat sesuai dosis yang terlewat. - Sudah mendekati jadwal berikutnya
Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi obat sesuai jadwal berikutnya. - Jangan menggandakan dosis yang terlewat
Jangan menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda. - Sering lupa mengonsumsi obat
Jika sering lupa mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.
Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter :
Hubungi dokter jika Anda memiliki:
- Detak jantung cepat atau berdebar-debar di dada
- Perasaan pusing seperti akan pingsan
- Nyeri dada
- Gemetar (tremor)