Iretensa tablet adalah obat untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) dan membantu melindungi ginjal dari kerusakan akibat diabetes. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Iretensa tablet mengandung zat aktif irbesartan.
Irbesartan digunakan untuk mencegah penyempitan pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah. Obat ini juga memiliki fungsi sebagai pelindung ginjal pada penderita diabetes tipe 2 yang memiliki tekanan darah tinggi.
Informasi zat aktif :
Irbesartan termasuk dalam kelas obat angiotensin receptor blocker (ARBs). Obat ini bekerja dengan cara menghalangi efek hormon angiotensin. Hormon ini dapat memengaruhi tekanan darah di tubuh. Itu sebabnya, dengan menghambat efek hormon ini, pembuluh darah akan lebih rileks dan tekanan darah dapat menurun.
Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, irbesartan diketahui memiliki status:
- Absorpsi: Diserap di saluran cerna. Penyerapan dapat sedikit tertunda bila terdapat makanan.
- Distribusi: Volume distribusi sekitar 53-93 L. Pengikatan protein plasma sekitar 96%.
- Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
- Ekskresi: Dikeluarkan melalui empedu dan urine. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 11-15 jam.
Kategori kehamilan dan menyusui :
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia.
Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di saat obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.
Interaksi obat :
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin dan ibuprofen
Penggunaan bersama irbesartan dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. - Lithium
Irbesartan dapat meningkatkan kadar lithium dalam darah sehingga dapat menyebabkan keracunan. - Amilorid, triamteren, spironolakton, dan suplemen yang mengandung garam kalium
Meningkatkan risiko kadar kalium tinggi dalam darah (hiperkalemia). - Diuretik hemat kalium
Penggunaan bersama diuretik hemat kalium dapat menyebabkan risiko hiperkalemia atau peningkatan kadar kalium yang tinggi dalam tubuh. - Aliskiren
Penggunaan bersama aliskiren dapat menyebabkan risiko gangguan fungsi ginjal, tekanan darah rendah atau hipotensi, dan hiperkalemia.
Apa yang harus dilakukan jika dosis terlewat :
- Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
Jika masih dekat dengan jadwal sebelumnya, segera gunakan obat sesuai dosis yang terlewat. - Sudah mendekati jadwal berikutnya
Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi obat sesuai jadwal berikutnya. - Jangan menggandakan dosis yang terlewat
Jangan menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda. - Sering lupa mengonsumsi obat
Jika sering lupa mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.
Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter :
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:
- Kulit kuning atau bagian putih mata menguning. Gejala tersebut bisa menjadi tanda masalah hati.
- Kulit pucat, merasa lelah, pingsan atau pusing, munculnya bintik-bintik ungu, tanda-tanda perdarahan, sakit tenggorokan, dan demam. Gejala tersebut bisa menjadi tanda kelainan darah atau sumsum tulang.
- Kelemahan, detak jantung tidak teratur, kesemutan, dan kram otot. Gejala tersebut bisa menjadi tanda perubahan kadar natrium dan kalium dalam darah.