Hydrochlorothiazide Tablet 25 mg (10 Strip @ 10 Tablet)

Hydrochlorothiazide termasuk dalam golongan obat diuretik atau disebut juga pil air. Berdasarkan cara kerja obat dalam tubuh, hydrochlorothiazide memiliki status seperti:

• Absorpsi: Diserap cepat dan baik dari saluran pencernaan. Kadar obat dalam peredaran darah mencapai 65-75%. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu konsentrasi puncak plasma) sekitar 1-5 jam.
• Distribusi: Melintasi plasenta dan memasuki air susu ibu (ASI).
• Ekskresi: Terutama melalui urine. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) adalah sekitar 5-15 jam.

• Membantu menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Mengurangi pembengkakan atau edema

Hydrochlorothiazide bekerja dengan cara merangsang ginjal membuang air dan garam yang tidak dibutuhkan tubuh melalui urine. Hal ini akan meningkatkan pengeluaran air seni atau urine.

Mengeluarkan air dan garam berlebih dapat membantu mengurangi pembengkakan yang terjadi akibat penumpukan cairan dalam jaringan (edema).

Edema atau pembengkakan

• Dewasa: 25–100 mg/hari dikonsumsi dalam 2 dosis terbagi. Dosis maksimal 200 mg/hari.
• Anak-anak: 1–2 mg/kgBB/hari dikonsumsi dalam dosis tunggal atau 2 dosis terbagi. Dosis maksimal 100 mg/hari.
• Anak-anak berusia kurang dari 6 bulan: 3 mg/kgBB/hari dikonsumsi dalam 2 dosis terbagi. Dosis maksimal 37,5 mg/hari.
• Lansia: 12,5 mg/hari. Dosis dapat ditambahkan sebanyak 12,5 mg.

Tekanan darah tinggi (hipertensi)

• Dewasa: 12,5 mg/hari, dikonsumsi secara tunggal atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50 mg/hari sesuai kebutuhan pasien. Dosis maksimal 100 mg/hari.
• Anak-anak: 1–2 mg/kgBB/hari dikonsumsi dalam dosis tunggal atau 2 dosis terbagi. Dosis maksimal 100 mg/hari.
• Anak-anak berusia kurang dari 6 bulan: 3 mg/kgBB/hari dikonsumsi dalam 2 dosis terbagi Dosis maksimal 37,5 mg per hari.
• Lansia: 12,5 mg per hari. Dosis dapat ditambahkan sebanyak 12,5 mg.

• Sakit kepala
  Beristirahatlah dan minum banyak cairan. Jika efek samping ini terasa mengganggu, mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Hubungi dokter jika sakit kepala berlangsung lebih dari seminggu atau bertambah parah.
• Pusing
  Jangan mengemudi dan menggunakan alat atau mesin sampai Anda merasa lebih baik.
• Mual atau muntah
  Hindari makanan dengan rasa kuat, seperti pedas. Minumlah banyak air untuk mengganti cairan yang hilang.
• Tekanan darah rendah (hipotensi)
• Kelelahan
• Disfungsi ereksi atau impotensi
• Merasa lemah
• Pingsan
• Demam
• Menggigil
• Seriawan
• Perdarahan yang tidak biasa
• Tangan dan kaki dingin
• Sesak napas
• Ketidakseimbangan elektrolit

• Pasien yang menderita penyakit ginjal
• Pasien yang menderita enyakit hati
• Pasien yang mengalami peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma)
• Pasien dengan rendahnya kadar kalium atau natrium dalam darah
• Pasien yang memiliki kadar kalsium tinggi dalam darah
• Pasien yang menderita gangguan kelenjar paratiroid
• Pasien yang menderita diabetes

Kategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi atau efek yang mengganggu perkembangan janin pada trimester pertama dan selanjutnya.
Studi pada reproduksi hewan telah membuktikan tingkat keamanan obat ini.

• Pasien yang memiliki alergi terhadap hydrochlorothiazide
• Pasien yang menderita gangguan ginjal berat
• Pasien dengan gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi urine (anuria)

• Neuromuscular blocking drugs (NMBDs) 
  Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan efek obat dalam melemaskan otot.
• Amiodarone, dolasetron, cisapride, atau pimozide
  Penggunaan bersama obat di atas dapat menyebabkan gangguan denyut jantung.
• Lithium
  Hydrochlorothiazide dapat meningkatkan efektivitas lithium.
• Salbutamol
  Penggunaan bersama salbutamol dapat menyebabkan hipokalemia atau kadar kalium rendah dalam darah.
• Cholestyramine
  Cholestyramine dapat menurunkan penyerapan hydrochlorothiazide.
• Phenobarbital atau morfin
  Penggunaan bersama obat di atas dapat menyebabkan hipotensi ortostatik atau tekanan darah rendah yang menyebabkan pusing ketika beranjak dari posisi duduk atau berbaring.

• Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
  Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
• Sudah mendekati jadwal berikutnya
  Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
• Jangan menggandakan dosis yang terlewat
  Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
• Sering lupa mengonsumsi obat
  Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami:

• Pusing
• Gangguan penglihatan
• Penyakit kuning, yaitu menguningnya kulit atau mata
• Kulit pucat, mudah memar, serta pendarahan yang tidak biasa di hidung, mulut, vagina, atau dubur
• Sesak napas, mengi, batuk dengan lendir berbusa, dan nyeri dada
• Gejala dehidrasi seperti merasa sangat haus atau panas, tidak bisa buang air kecil, berkeringat banyak, atau kulit panas dan kering
• Tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit, seperti peningkatan rasa haus atau buang air kecil, kebingungan, muntah, sembelit, nyeri otot, kram kaki, nyeri tulang, kekurangan energi, detak jantung tidak teratur, dan perasaan geli