Glucovance tablet adalah obat untuk menurunkan gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus adalah kondisi tingginya kadar gula darah melebihi batas normal.
Pada pasien diabetes melitus tipe 2, tubuh penderita menjadi kurang sensitif terhadap hormon insulin, walaupun produksi dan kadarnya normal. Insulin sendiri adalah hormon yang dihasilkan pankreas untuk membantu mengubah gula dari darah menjadi energi.
Glucovance tablet mengandung zat aktif metformin hydrochloride dan glibenclamide. Dua zat aktif ini merupakan obat antidiabetes yang paling sering digunakan untuk mengendalikan kadar gula darah. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter.
Informasi zat aktif :
Metformin dapat menunda penyerapan glukosa pada usus dan meningkatkan sensitivitas insulin. Caranya adalah dengan meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan glukosa.
Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, metformin diketahui memiliki status:
- Absorpsi: Diserap secara perlahan dan tidak lengkap dari saluran pencernaan. Makanan mengurangi kadar dan sedikit memperlambat penyerapan. Kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah (ketersediaan hayati) sekitar 50-60% pada waktu puasa dan dapat berkurang jika dikonsumsi bersama makanan.
- Distribusi: Didistribusikan dan berkonsentrasi di hati, ginjal, dan saluran pencernaan. Melintasi plasenta dan memasuki ASI.
- Metabolisme: Tidak dimetabolisme.
- Ekskresi: Melalui urine (90% dalam bentuk obat yang tidak berubah). Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 6,2 jam di dalam plasma dan sekitar 17,6 jam dalam darah.
Glibenclamide dapat menurunkan konsentrasi glukosa darah dengan merangsang sekresi insulin dari sel beta pankreas. Obat ini juga dapat mengurangi pengeluaran glukosa dari hati dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, glibenclamide diketahui memiliki status:
- Absorpsi: Mudah diserap dari saluran cerna. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) selama 2-4 jam.
- Distribusi: Melintasi plasenta. Pengikatan protein plasma: 99%, terutama pada albumin.
- Metabolisme: Hampir sepenuhnya dimetabolisme di hati menjadi metabolit yang sangat aktif.
- Ekskresi: Melalui urine (50%) dan feses (50%), sebagai metabolit. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) selama 10 jam.
Kategori kehamilan dan menyusui :
Kategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi atau efek yang mengganggu perkembangan janin pada trimester pertama dan selanjutnya.
Studi pada reproduksi hewan telah membuktikan tingkat keamanan obat ini.
Interaksi obat :
- Aspirin.
Penggunaan bersama aspirin dapat meningkatkan risiko penurunan kadar gula darah di bawah normal (hipoglikemia) yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, mengantuk, tremor, mual, rasa lapar, dan detak jantung cepat. - Dofetilide.
Penggunaan bersama dofetilide dapat meningkatkan risiko asidosis laktat dan detak jantung tidak teratur. - Warfarin.
Penggunaan bersama warfarin dapat mempengaruhi proses pembekuan darah. - Methotrexare.
Penggunaan bersama methotrexate dapat meningkatkan kadar methotrexate dalam tubuh. - Fluconazole dan ketoconazole.
Penggunaan bersama obat antijamur, seperti fluconazole dan ketoconazole dapat meningkatkan kadar glibenclamide dalam tubuh, sehingga mempengaruhi kadar gula darah. - Furosemide.
Penggunaan bersama furosemide dapat meningkatkan atau menurunkan kadar gula darah pada pasien kencing manis (diabetes).
Apa yang harus dilakukan jika dosis terlewat :
- Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat. - Sudah mendekati jadwal berikutnya.
Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi obat sesuai jadwal berikutnya. - Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
Jangan mengonsumsi total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda. - Sering lupa mengonsumsi obat.
Jika sering lupa menggunakan obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.
Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter :
Hubungi dokter segera jika Anda mengalami:
- Masalah jantung yang ditandai bengkak, berat badan bertambah cepat, dan sesak napas.
- Penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) parah yang ditandai kelemahan ekstrim, penglihatan kabur, berkeringat, kesulitan berbicara, tremor, sakit perut, kebingungan, serta kejang atau tingginya kadar asam laktat dalam tubuh (asidosis laktat).
- Nyeri otot yang tidak biasa.
- Kesulitan bernapas.
- Sakit perut.
- Muntah.
- Detak jantung tidak teratur.
- Pusing.
- Merasa kedinginan atau merasa sangat lemah atau lelah.