Glimepiride Hexpharm tablet adalah obat untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Mengendalikan kadar gula darah dapat membantu mencegah kerusakan ginjal, kebutaan, masalah saraf, kehilangan anggota tubuh, dan masalah fungsi seksual.
Obat ini mengandung glimepiride 1 mg sebagai zat aktifnya. Glimepiride sebaiknya digunakan bersama program diet dan olahraga yang tepat untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
Dosis glimepiride harus disesuaikan dengan berat badan pasien untuk mencegah over dosis atau kekurangan dosis saat pengobatan. Jadi, sebelum menggunakan obat ini, pastikan berkonsultasi dengan dokter atau apoteker. Obat ini merupakan obat keras, sehingga untuk mendapatkannya harus menggunakan resep dokter.
Informasi zat aktif :
Glimepiride dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan insulin atau obat oral lain, seperti metformin. Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, glimepiride diketahui memiliki status:
- Absorpsi: Diserap seluruhnya dari saluran pencernaan. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu untuk konsentrasi plasma puncak) sekitar 2-3 jam.
- Distribusi: Volume distribusi sekitar 8,8 L. Pengikatan protein plasma lebih dari 99,5%
- Metabolisme: Dimetabolisme secara luas di hati menjadi senyawa kimia turunan sikloheksil hidroksi metil (M1) dan selanjutnya dimetabolisme menjadi turunan karboksil tidak aktif (M2).
- Ekskresi: Terutama melalui urine dan feses. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) selama kira-kira 9 jam.
Kategori kehamilan dan menyusui :
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Glimepiride Hexpharm tablet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.
Interaksi obat :
- Propanolol.
Penggunaan bersama glimepiride dapat mengganggu kadar gula darah, seperti menurunkan kadar gula darah hingga di bawah normal dan menyebabkan sulit terdeteksi jika terjadi masalah atau gangguan tertentu. - Kolesevelam.
Penggunaan bersama glimepirid dapat mengurangi penyerapan glimepiride, sehingga efektivitas glimepiride dalam menurunkan kadar gula darah akan menurun. Sebaiknya, glimepiride dikonsumsi minimal 4 jam sebelum mengonsumsi kolesevelam. - Fenilbutazon, insulin, antidiabetes oral seperti metformin, salisilat, fluoksetin, steroid anabolik, dan androgen, serta antibiotik kloramfenikol, sulfonamida, tetrasiklin, kuinolon, klaritromisin, antikoagulan kumarin, disopiramid, fibrat, penghambat ACE, penghambat monoamin oksidase seperti fenelzin, allopurinol, probenesid, sulfinpirazon, siklosfamid, flukonazol, dan pentoksifilin.
Obat di atas meningkatkan efek penurunan kadar gula darah glimepiride, sehingga dapat menurunkan kadar gula hingga di bawah normal. - Estrogen, kontrasepsi oral, diuretik tiazid, glukokortikoid, derivat fenotiazin seperti klorpromazin, simpatomimetik seperti epinefrin, albuterol, dan terbutalin, asam nikotinat dalam dosis tinggi, derivat asam nikotinat, obat pencahar dalam jangka panjang, fenitoin, diazoksid, glukagon, barbiturat, rifampicin, dan isoniazid.
Penggunaan obat di atas bersama glimepiride dapat menurunkan efek penurunan kadar gula darah.
Apa yang harus dilakukan jika dosis terlewat :
- Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
Jika masih dekat dengan jadwal sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat. - Sudah mendekati jadwal berikutnya.
Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi obat sesuai jadwal berikutnya. - Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
Jangan mengonsumsi total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda. - Sering lupa mengonsumsi obat.
Jika sering lupa mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.
Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter :
Hubungi dokter jika Anda mengalami:
- Demam.
- Kulit pucat atau menguning dan urine berwarna gelap.
- Kebingungan dan kelemahan.