SehatQ
SehatQ Profile
|
|
|
Cotrimoxazole Sirup adalah obat yang mengandung cotrimoxazole (trimethoprim 40 mg dan sulfamethoxazole 200 mg).

Cotrimoxazole Sirup 240 mg/5 ml - 60 ml


Harga Produk
Mulai dari
Rp 6.200


Tersedia 14 Penjual

Urutkan
Apotek Rave Pharma
Rp 7.400
Apotek Rave PharmaKota Jakarta Pusat
3.85 km
Apotek Berkah Syifa
Rp 7.300
Apotek Berkah SyifaKota Jakarta Barat
6.43 km
Apotek Altaday
Rp 6.533
Apotek AltadayJakarta Selatan
10.52 km
Apotek Sehat Bersama 1
Rp 5.840
Apotek Sehat Bersama 1Kota Jakarta Timur
10.72 km
logo-prescription
Obat ResepProduk ini hanya dapat dibeli melalui Chat Dokter berdasarkan gejala Anda.

Deskripsi

Cotrimoxazole Sirup adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran pernapasaninfeksi telingainfeksi saluran kemih, dan infeksi saluran cerna.

Cotrimoxazole Sirup mengandung zat aktif cotrimoxazole. Cotrimoxazole merupakan kombinasi dari antibiotik sulfamethoxazole dan trimethoprim. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan berbagai jenis infeksi.

Obat ini merupakan obat keras yang memerlukan resep dokter.

Obat yang Anda terima memiliki masa kedaluwarsa sekurang-kurangnya 4 bulan dengan kemasan yang masih tersegel.

Nikmati promo GRATIS ongkir ke seluruh Indonesia. Temukan kode promonya di sini.

Cotrimoxazole Sirup 240 mg/5 ml - 60 ml
Golongan Obat
Obat Keras
Informasi Tambahan
obat resep
Kandungan Utama
Cotrimoxazole (trimethoprim dan sulfamethoxazole).
Kelas Terapi

Antiinfeksi

Klasifikasi

Sulfonamid

Kategori Kehamilan
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Informasi Zat Aktif

sulfamethoxazole bekerja mengganggu sintesis dan pembentukan asam folat bakteri melalui penghambatan pembentukan asam dihidrofolat dari asam paraaminobenzoat. Sedangkan Trimethoprim bekerja menghambat perubahan asam dihidrofolat, dimana asam dihidrofolat adalah enzim yang mengaktifkan jalur metabolisme asam folat dengan cara mengubah dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Sehingga proses kerja tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan membunuh bakteri (bakterisidal).

Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, sulfametoksazol dan trimetoprim diketahui memiliki status:

  • Absorpsi : Mudah dan terserap dengan baik dari saluran cerna. Waktu dimana obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) adalah 1-4 jam.
  • Distribusi: Tersebar luas ke dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk dahak, cairan lendir menyerupai plasma (aqueous humor), cairan telinga tengah, cairan prostat, cairan vagina, empedu dan cairan pada otak (serebrospinal). Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Ikatan protein plasma sulfametoksazol sekitar 70% dan trimetoprim sekitar 45%.
  • Metabolisme: Sulfametoksazol diubah menjadi turunan N4-asetil tidak aktif melalui proses perubahan senyawa tidak toksik dan mudah larut agar mudah diekskresi (konjugasi) dan menjadi hidroksilamina melalui oksidasi. Trimethoprim mengalami metabolisme hati sekitar 10-20%.
  • Ekskresi: Diekskresi melalui urin sekitar 50%.Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh plasma) sulfametoksazol sekitar 6-12 jam dan trimetoprim sekitar 8-10 jam.

Mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, termasuk:

  • Infeksi saluran kemih seperti infeksi pada ginjal (pielonefritis), peradangan pembuluh darah (plelitis), prostates akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman yang sensitive seperti e.coli, klebsiella, enterobacter dan proteus mirabilis.
  • Infeksi saluran cerna, terutama yang disebabkan oleh kuman salmonella dan shigella seperti demam tifoid, paratifus (paratifoid), dan disentri basiler.
  • Infeksi saluran napas seperti peradangan bronkus akibat infeksi dan iritasi yang baru saja terjadi dan berlangsung tak lama (bronkitis akut).
  • Infeksi THT seperti infeksi pada telinga bagian tengah (otitis media akut), peradangan yang terjadi di rongga hidung atau sinus (sinusitis akut) yang disebabkan oleh kuman h.influenzae atau s.pneumoniae.

    Cotrimoxazole (trimethoprim 40 mg dan sulfamethoxazole 200 mg).

    • Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 960 mg sebanyak 2 kali/hari.
    • Anak-anak usia 6-12 tahun: 480 mg sebanyak 2 kali/hari.

    Dikonsumsi dengan makanan.

    Ya
    • Muntah.
      Cobalah mengonsumsi makanan yang sederhana dan jangan mengonsumsi makanan yang berat dan pedas. Cobalah mengonsumsi obat setelah makan dan cobalah minum air dalam jumlah sedikit. Jika efek samping ini terus berlanjut, hubungi dokter Anda.
    • Mual.
      Cobalah mengonsumsi obat dengan atau setelah makan, serta hindari mengonsumi makanan yang berat atau pedas saat mengonsumsi obat ini.
    • Reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau darah seperti Sindrom Steven Johnson, kelainan kulit dan mukosa (toxic epidermal necrolysis) dan kelainan perkembangan sel darah (diskrasia darah).
    • Pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan anemia megaloblastik.
    • Kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah (trombositopenia).
    • Sumsum tulang tidak bisa memproduksi sel darah (anemia aplastik).
    • Rendahnya jumlah sel darah putih (leukopenia).
    • Kondisi akut dari leukopenia (agranulositosis).
    • Kemerahan (ruam) kulit.

    Simpan pada suhu 15-25 °C. Jauhkan dari cahaya matahari langsung. Jangan dibekukan.

    • Pasien penderita ketidakseimbangan mineral dalam tubuh seperti memiliki kadar kalium yang tinggi atau kadar natrium yang rendah dalam darah.
    • Pasien dengan kelainan darah seperti porfiria dan anemia akibat defisiensi vitamin.
    • Pasien dengan kelainan darah akibat pengobatan dengan trimetoprim dan sulfametoksazol.
    • Pasien dengan gangguan ginjal dan hati.
    • Pasien dengan gangguan sumsum tulang belakang.
    • Pasien dengan kadar gula darah tinggi (diabetes melitus).
    • Pasien yang memiliki berbagai alergi.
    • Pasien penderita asma.
    • Pasien dengan kekurangan sel darah merah akibat sumsum tulang memproduksi sel darah merah abnormal (anemia megaloblastik).
    • Pasien yang mengosumsi leukovorin untuk pengobatan Pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien positif HIV.
    • Pasien dengan riwayat rendahnya keping darah (trombositopenia) akibat penggunaan trimetoprim atau sulfonamid.
    • Penderita yang memiliki alergi terhadap golongan sulfonamid dan trimetoprim.
    • Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat.
    • Pasien yang mengonsumsi klozapin.
    • Pasien dengan gangguan hati dan ginal berat.
    • Wanita hamil dan menyusui
    • Bayi usia 4 minggu ke bawah.

    Interaksi (jangan digunakan bersamaan dengan)

    • Amilorid, benazepril, captopril.
      Amilorid, benazepril, captopril dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Kadar kalium yang tinggi dapat berkembang menjadi kondisi yang disebut hiperkalemia, yang pada kasus parah dapat menyebabkan gagal ginjal, kelumpuhan otot, irama jantung tidak teratur, dan serangan jantung.
    • Fenitoin.
      Kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dapat meningkatkan waktu paruh fenitoin sehingga kada fenitoin dalam darah meningkat.
    • Anisindion.
      Anisindion dapat meningkatkan risiko perdarahan, terutama jika Anda sudah lanjut usia atau memiliki gangguan ginjal atau hati.
    • Amiodaron.
      Amiodaron dapat meningkatkan risiko terjadi detak jantung cepat di atas normal (aritmia ventrikular).
    • Metenamin.
      Metenamin dapat meningkatkan risiko terdapatnya kristal pada urin (kristaluria).
    • Klozapin.
      Klozapin dapat menurunkan jumlah sel darah putih, dapat memengaruhi fungsi sumsum tulang.

    Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

    • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
      Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
    • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
      Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
    • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
      Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
    • Sering lupa mengonsumsi obat.
      Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

    Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

    • Terjadi kelemahan otot, perubahan mental atau mood.
    • Terjadi tanda-tanda masalah ginjal seperti perubahan jumlah urin dan adanya darah dalam urin.
    • Rasa kantuk yang ekstrim.
    • Terjadi tanda-tanda gula darah rendah seperti berkeringat tiba-tiba, gemetar, detak jantung cepat, lapar, penglihatan kabur, pusing, atau kesemutan pada tangan atau kaki.

    Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera informasikan kepada dokter Anda. Jangan menghentikan obat tanpa persetujuan dari dokter.

    GKL0809217433A1

    1 box isi 1 botol @ 60 ml

    Errita Pharma
    SehatQ
    Belum Ada UlasanJadilah yang pertama untuk mengulas produk ini.

    Produk Terkait

    FAQ

    Mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, termasuk:Infeksi saluran kemih seperti infeksi pada ginjal (pielonefritis), peradangan pembuluh darah (plelitis), prostates akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman yang sensitive seperti e.coli, klebsiella, enterobacter dan proteus mirabilis.Infeksi saluran cerna, terutama yang disebabkan oleh kuman salmonella dan shigella seperti demam tifoid, paratifus (paratifoid), dan disentri basiler.Infeksi saluran napas seperti peradangan bronkus akibat infeksi dan iritasi yang baru saja terjadi dan berlangsung tak lama (bronkitis akut).Infeksi THT seperti infeksi pada telinga bagian tengah (otitis media akut), peradangan yang terjadi di rongga hidung atau sinus (sinusitis akut) yang disebabkan oleh kuman h.influenzae atau s.pneumoniae.

    Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 960 mg sebanyak 2 kali/hari.Anak-anak usia 6-12 tahun: 480 mg sebanyak 2 kali/hari.

    Dikonsumsi dengan makanan.

    Muntah.Cobalah mengonsumsi makanan yang sederhana dan jangan mengonsumsi makanan yang berat dan pedas. Cobalah mengonsumsi obat setelah makan dan cobalah minum air dalam jumlah sedikit. Jika efek samping ini terus berlanjut, hubungi dokter Anda.Mual.Cobalah mengonsumsi obat dengan atau setelah makan, serta hindari mengonsumi makanan yang berat atau pedas saat mengonsumsi obat ini.Reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau darah seperti Sindrom Steven Johnson, kelainan kulit dan mukosa (toxic epidermal necrolysis) dan kelainan perkembangan sel darah (diskrasia darah).Pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan anemia megaloblastik.Kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah (trombositopenia).Sumsum tulang tidak bisa memproduksi sel darah (anemia aplastik).Rendahnya jumlah sel darah putih (leukopenia).Kondisi akut dari leukopenia (agranulositosis).Kemerahan (ruam) kulit.

    Nama Produk

    Cotrimoxazole Sirup 240 mg/5 ml - 60 ml

    Total

    Rp 7.400