Amlodipine Pharma tablet adalah obat untuk mengatasi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Amlodipine Pharma tablet mengandung zat aktif amlodipine.
Amlodipine dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada orang dewasa dan anak-anak. Selain itu, obat ini pun bisa digunakan untuk mengurangi frekuensi kambuhnya nyeri dada atau angina.
Tekanan darah tinggi dapat menambah beban kerja jantung dan pembuluh darah arteri. Jika berlanjut dalam waktu lama, jantung dan arteri mungkin tidak berfungsi dengan baik. Hal ini dapat merusak pembuluh darah otak, jantung, dan ginjal, mengakibatkan stroke, gagal jantung, atau gagal ginjal.
Informasi zat aktif :
Amlodipine merupakan obat golongan calcium channel blockers yang bekerja dengan cara menghambat masuknya ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh darah dan sel-sel otot jantung.
Obat ini juga berperan sebagai pelebar pembuluh darah arteri dan perifer sehingga akan menyebabkan penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan penurunan tekanan darah.
Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, amlodipine diketahui memiliki status:
- Absorpsi: Diserap dengan baik pada saluran pencernaan. Obat yang masuk ke dalam peredaran darah (ketersediaan hayati) adalah 64-90%.
- Distribusi: Sekitar 93% obat yang beredar terikat pada protein plasma pada pasien hipertensi. Melewati plasenta dan memasuki ASI, volume distribusi sekitar 60-65%.
- Metabolisme: Dimetabolisme di hati, dengan sekitar 90% diubah menjadi metabolit tidak aktif.
- Ekskresi: Dikeluarkan terutama melalui urine sebanyak 60%. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) amlodipine adalah sekitar 35-50 jam.
Kategori kehamilan dan menyusui :
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Amlodipine Pharma tablet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.
Interaksi obat :
- Aspirin dan ibuprofen.
Penggunaan bersama dapat meningkatkan tekanan darah tinggi. - Simvastatin.
Penggunaan bersama dapat meningkatkan kadar simvastatin dalam darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping, seperti kerusakan hati, serta kerusakan dan kematian jaringan otot rangka (rhabdomyolysis). - Sildenafil.
Sildenafil dapat meningkatkan efek menurunkan tekanan darah amlodipine, sehingga tekanan darah akan menurun drastis. - Diltiazem, ketoconazole, itraconazole, dan ritonavir.
Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan kadar amlodipine dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah hingga di bawah normal (hipotensi). - Metoprolol.
Penggunaan bersama dapat menyebabkan sakit kepala, pingsan, dan perubahan denyut nadi atau detak jantung. - Ciclosporin.
Mengonsumsi amlodipine dan ciclosporin bersama-sama dapat meningkatkan kadar ciclosporin dalam tubuh, serta menimbulkan efek samping, seperti mual atau muntah.
Apa yang harus dilakukan jika dosis terlewat :
- Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
Jika masih dekat dengan jadwal sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat. - Sudah mendekati jadwal berikutnya.
Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi obat sesuai jadwal berikutnya. - Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
Jangan mengonsumsi total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda. - Sering lupa mengonsumsi obat.
Jika sering lupa mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.
Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter :
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:
- Nyeri dada yang baru terjadi atau bertambah buruk. Hal ini perlu diperiksa karena bisa menjadi gejala serangan jantung.
- Tanda peradangan pankreas atau pankreatitis, seperti sakit perut parah dengan atau tanpa diare berdarah, serta merasa mual dan muntah.
- Mengantuk parah.
- Berdebar-debar di dada.
- Bengkak di kaki atau pergelangan kaki.
- Perasaan pusing seperti akan pingsan.
- Tanda masalah hati, seperti kulit atau mata menguning.