Alpentin adalah obat untuk mengatasi kejang pada penderita kejang berulang (epilepsi), nyeri karena kerusakan sistem saraf (nyeri neuropati), dan nyeri neuropatik akibat kerusakan saraf tepi (neuralgia postherpetik).
Alpentin mengandung zat aktif gabapentin yang berada dalam kelas obat antikonvulsan. Zat aktif ini akan mengobati kejang dengan mengurangi rangsangan abnormal di otak. Gabapentin juga dapat meredakan nyeri saraf atau ruam menyakitkan karena infeksi herpes zoster pada orang dewasa dengan mengubah cara tubuh merasakan nyeri.
Obat ini merupakan obat keras yang memerlukan resep dokter.
Obat yang Anda terima memiliki masa kedaluwarsa sekurang-kurangnya 4 bulan dengan kemasan yang masih tersegel.
Nikmati promo GRATIS ongkir ke seluruh Indonesia. Temukan kode promonya di sini.
Gabapentin
Antiepilepsi
Antikonvulsan
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan obat ini pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.
Gabapentin adalah obat untuk meredakan nyeri saraf akibat herpes zoster pada orang dewasa, serta mengobati nyeri neuralgia setelah herpes. Gabapentin termasuk dalam golongan obat antikejang.
Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, gabapentin diketahui memiliki status:
Terapi tambahan untuk mengembalikan kestabilan rangsangan sel saraf sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang baik kejang sederhana dan kejang parsial kompleks, terutama kejang umum sekunder tonik-klonik
Gabapentin 100 mg
Epilepsi:
Mengobati nyeri neuropatik:
Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Simpan pada suhu di bawah 25°C.
Pasien yang memiliki alergi terhadap gabapentin
1 strip @ 10 tablet (100 mg)
Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat yang diakibatkan oleh pola aktivitas listrik otak yang tidak normal. Gangguan tersebut akan menimbulkan keluhan kejang, sensasi dan perilaku yang tidak biasa, bahkan hingga hilang kesadaran. Seseorang didiagnosis mengalami epilepsi apabila telah mengalami setidaknya dua kali kejang. Seiring bertambahnya usia, sbeberapa anak tidak akan menunjukkan adanya gejala epilepsi lagi, namun kejang tersebut dapat dialaminya sewaktu-waktu.
Epilepsi pada umumnya terjadi pada anak-anak. Namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa lainnya dapat terkena serangan epilepsi sewaktu-waktu.
Bebebrapa penderita gangguan epilepsi tidak terdekteksi apa penyebab pastinya. Namun dalam beberapa kasus, gangguan epilepsi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
Beberapa kasus epilepsi yang dijumpai, biasanya disebabkan oleh faktor genetik yang dialami oleh lebih dari satu anggota keluarga. Pada sebagian besar orang, genetik hanyalah sebagian dari penyebab epilepsi. Adanya gen tertentu dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan yang dapat mencetuskan timbulnya kejang.
Faktor ini biasanya disebabkan oleh masa lalu orang tersebut seperti kecelakaan atau terbentur, sehingga dari faktor tersebutlah yang menimbulkan kejang dan epilepsi.
Janin dapat dikatakan sangat sensitif. Apabila dalam masa kehamilan tersebut, sang Ibu mnunjukkan adanya infeksi, nutrisi yang kurang baik, atau kekurangan oksigen, maka akan menyebabkan kerusakan pada otak yang dapat membuat sang anak menjadi memiliki gangguan epilepsi.
Beberapa penyakit infeksi seperti meningitis dan ensefalitis dapat embuat seseorang mengalami gangguan epilepsi.
Gangguan epilepsy terkadang dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis yang menyebabkan seseorang kejang-kejang dan mengalami epilepsi.
Gangguan epilepsi sangat membuat siapapun untuk selalu waspada, begitu juga dengan orang tua yang memiliki anak usia dini yang mengalami gangguan epilepsi. Orang tua tentu akan khawatir dengan sang anak, dan memiliki rasa ingin selalu mengawasi kemana pun anak pergi.
Namun, Anda perlu memahami bagaimana gejala gangguan epilepsi tersebut dapat muncul dalam diri seseorang. anda dan gejala dari epilepsi dapat bervariasi, bergantung dari tipe kejang yang terjadi. Pada beberapa kasus gangguan epilepsi, ereka yang mengalami epilepsi pada umumnya menunjukkan tipe kejang yang sama setiap kalinya. Oleh sebab itu, tanda dan gejala yang timbul dapat cukup serupa pada setiap ia mengalami gangguan epilepsi.
Berikut adalah beberapa gejala gangguan epilepsi yang dapat Anda ketahui:
Tatapan yang kosong.
Merasa bingung (linglung).
Menunjukkan gerakan kelojotan yang tidak terkendali pada tangan dan kaki.
Kehilangan kesadaran.
Muncul rasa takut.
Mengalami de javu.
Pemberian obat bagi mereka yang mengalami gangguan epilepsi yang diberikan secara tepat dapat menstabilkan aktivitas listrik dalam otak, serta dapat mengendalikan kejang. Obat yang sering dianjurkan oleh dokter untuk menangani epilepsi adalah obat jenis antiepilepsi.
Alpetin tablet merupakan obat dengan kandungan Gabapentin sebagai zat aktifnya yang digunakan untuk membantu terapi penyakit epilepsi. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk membantu mengobati sindrom kaki gelisah atau penyakit gangguan saraf yang ditandai dengan gejala, seperti berdenyut-denyut dan nyeri akibat tertarik.
Gabapentin merupakan agonis reseptor yang bekerja dengan cara menurunkan impuls saraf penyebab kejang dan nyeri. Perlu diketahui, gabapentin tidak menyembuhkan epilepsi, melainkan hanya mengendalikan kejang selama dikonsumsi oleh penderita gangguan epilepsi yang dilakukan secara rutin. Penggunaan obat ini harus di bawah petunjuk dokter, apoteker, dan tenaga medis lainnya, terutama jika digunakan pada anak-anak, wanita hamil, dan menyusui. Maka dari itu, perlu bagi Anda untuk mengkonsultasikan terlebih dahulu sebelum Anda membeli obat ini. Anda juga dianjurkan untuk membeli obat Pereda gangguan epilepsi dengan resep dokter agar takaran dan dosis dapat sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
Obat Pereda gangguan epilepsi ini harus diminum setelah Anda mengkonsumsi makanan. Anda perlu memahami beberapa dosis yang dianjurkan dalam meminum obat ini, yakni:
Dewasa dan anak berusia lebih dari 12 tahun: 1 kali/hari sebanyak 900-1.800 mg.
Hari ke-1: 300 mg 1x sehari.
Hari ke-2 300 mg 2x sehari.
Hari ke-3 300 mg 3x sehari.
Selanjutnya, dosis dapat ditingkatkan s/d 1200 mg/hr diberikan dalam 3 dosis terbagi. Peningkatan dosis lebih lanjut dapat dilakukan
Harga Alpetin Tablet 100 mg (1 strip @ 10 tablet) mulai Rp 38.532
https://toko.sehatq.com/produk/alpentin-tablet-100-mg-1-strip-10-tablet
https://toko.sehatq.com/produk/alpentin-tablet-100-mg-1-strip-10-tablet
https://toko.sehatq.com/produk/alpentin-tablet-100-mg-1-strip-10-tablet
Obat Pereda gangguan epilepsi dalam Alpetin Tablet dapat diberikan untuk kejang parsial dan kejang parsial generalisasi sekunder pada pasien yang belum terkontrol dengan antikonvulsan standar yang digunakan secara tunggal atau kombinasi, atau yang tidak toleran terhadap dosis terapi obat ini.
Bagi setiap orang tua yang memiliki anak dengan gangguan epilepsi tentu sangat membuat perasaan tidak nyaman dan selalu waspada hingga khawatir dengan aktivitas anak.
Obat Pereda gangguan epilepsi dapat membantu Anda untuk mengatasi permasalahan gangguan epilepsy.
Toko SehatQ menjual Alpetin Tablet 100 mg ( 1 strip @ 10 tablet ) dengan harga yang sangat terjangkau yakni hanya Rp38.532 saja!
Yuk tunggu apalagi, segera dapatkan obat Alpetin Tablet 100 mg ( 1 strip @ 10 tablet ) hanya di Toko SehatQ!
Alpentin Tablet digunakana sebagai terapi tambahan untuk mengatasi kejang yang terjadi pada penderita epilepsi. Alpentin Tablet merupakan obat keras yang membutuhkan konsultasi dan resep dokter.
Merek: Alpentin
Bentuk sediaan: Tablet
Principal/Distributor obat: Actavis Indonesia
Manufacture: Actavis Indonesia
Kemasan obat: 1 strip @ 10 tablet.
Terapi tambahan untuk mengatasi kejang pada penderita epilepsi.
Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun: 900-1800 mg/hari.
Dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Simpan pada suhu di bawah 30ºC. Dalam wadah tertutup rapat.
Hipersensitif terhadap zat yang terkandung dalam obat ini.